Talas

KD. Talas (Colocasia esculenta L.) nama lainnya (sinonim) Keladi, Seratah, dalam bahasa Makassar disebut Pakco, dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama Taro. Merupakan tanaman penghasil pangan dengan bagian umbi yang paling lazim dimanfaatkan, meskipun dalam budaya lokal Makassar batang daunnya pun digunakan sebagai bahan sayur.

KD. Salah satu jenis Talas koleksi,
Kebun Denassa (Denassa Botanical Garden).

Talas berasal dari suku talas-talasan atau Araceae, diperkirakan berasal dari Asia (Tenggara atau Tengah). Bentuk tanamanya beragam tampak pada perbedaan lebar dan warna daun, besar dan warna batang, serta bentuk dan warna umbi.

Pemanfaatan

Zaman dulu Talas dimanfaatkan untuk beragam kebutuhan seperti bahan membuat sayur, kola, atau bagian dalam tradisi bakar batu di Papua.

Dewasa ini, Talas dimanfaatkan lebih beragam lagi seperti menjadi kripik yang dipasarkan hampir seluruh belahan dunia, bahan membuat aneka jenis kue (cake) seperti bronis,bahan membuat bubur, minuman, bahkan batang daunnya diambil seratnya menjadi bahan baku industri kertas dan tekstil, pati dari umbinya kini diproduksi menjadi bioetanol sebagai sumber energi terbarukan.  

Kultural

Selain sebagai bahan makanan budaya dan tradisi di Papua, bagian tanaman talas seperti daun sejak dahulu kala dimanfaatkan membungkus makanan, sebagai payung saat hujan. 

Peribahasa

Dalam khazanah Bahasa Indonesia terdapat peribahasa (ungkapan atau kalimat ringkas padat, berisi perbandingan, perumpamaan, nasihat, prinsip hidup atau aturan tingkah laku), yang terinspirasi dari tanaman Talas.

Bagai Air di Daun Talas, demikian bunyi peribahasanya. Peribahasa ini bermakna sifat seseorang yang tidak punya pendirian, sering berubah-ubah, atau ilmu yang tidak meresap dan cepat hilang. Jadi jika ada orang yang sulit mengingat penjelasan guru di kelas, bisa diperumpamakan Bagai Air di Daun Talas. 

Terdapat pula perbahasa Tua-tua Keladi, makin tua semakin menjadi, yang bermakna orang tua yang sikapnya seperti anak muda, terutama dalam hal berperilaku buruk, nakal, atau kekanak-kanakan, yang seharusnya sudah memiliki kedewasaan seiring bertambahnya usia.

Jadi tumbuhan atau tanaman sebagai bagian dari keanekaragaman hayati bukan sekedar memberi kita sumber pangan atau bahan obat, tapi memperkaya bahasa dan tradisi kita. Demikian pula dengan pemanfaatannya yang terus berkembang, mengikuti trend atau zaman. Agar bisa terus dimanfaatkan atau dikembangkan, kita semua berpean penting untuk menjaga kelestariannya, menelitinya untuk menemukan manfaat lain yang belum diketahui, yang bisa membantu atau memudahkan kehidupan manusia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Field Trip SMP Pundarika Makassar

Tarum